Maut Melangkah di Malam Hari
Maut pelan-pelan lintasi kota malam hari.
Ada jendela, masih merah nyala lentera,
Di sana, di hadapan kertas
Begadang penyair dalam sakit dan lara.
goresan puisi
Maut pelan-pelan membuka jendela,
Meniup padamkan redup lentera.
Embusan, tatapan dan senyum ramah,
Gelaplah kota dan rumah-rumah.
(1898)
Penerjemah: Berthold Damshauser & Agus R. Sarjono