BLANTERVIO103

150 Penyair yang Lolos Kurasi untuk Buku Hari Puisi Dunia

150 Penyair yang Lolos Kurasi untuk Buku Hari Puisi Dunia
3/28/2020
150 Penyair yang Lolos Kurasi untuk Buku Hari Puisi Dunia



SASTRADUNIA.COM Tahun 1999, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaui UNESCO (the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menetapkan tanggal 21 Maret adalah Hari Puisi Dunia atau World Poetry Day. 


Kenapa Hari Puisi bukan Hari Sastra? 


UNESCO yang kerap mengadakan pertemuan di Paris secara rutin membahas literatur dunia sepakat bahwa puisi -sebagai salah satu karya sastra- yang paling punya korelasi dengan kehidupan di muka bumi ini.


Sebenarnya, tujuan utama dari penetapan Hari Puisi Dunia ini adalah untuk melestarikan sejumlah bahasa di dunia melalui semangat kreatif puisi. Awalnya, peringatan Hari Puisi Dunia setiap tahunnya dilakukan dengan cara para guru mengajak murid-muridnya mempelajari sastra melalui puisi. Kemudian berkembang bentuk-bentuk peringatan lain, hingga di Indonesia.


Seorang Budayawan Indonesia asal Melayu sekaligus salah satu inisiator penetapan Hari Puisi Indonesia tiap tanggal 22 Juli, Rida K Liamsi, mengajak seluruh penyair Indonesia menulis puisi pada tanggal 21 Maret 2020 dan dikirimkan kepadanya untuk dibukukan.


Setelah melalui proses kurasi, inilah 150 penyair dengan puisinya yang lolos untuk dimuat dalam buku puisi bersama:



1, A Slamet Widodo, Corona Oh Corona, Jakarta
2, Abdul Kadir Ibrahim, Sri-sri Puisi, Kepri
3, Abdul Malik, Laskar Sehalus Debu, Kepri
4, AbdullahMhmd, Terpaku Membisu, Bogor
5, Abi Jundi, Melaut Rinduku, Lampung
6, Achiar M Permana, Lingkaran, Semarang
7, Agustav Triono, Di Hari Puisi Dunia 2020
8, Ahmad David Kholilurrahman, Perigi Bilal, Jambi
9, Ahmad Kohawan, Sehari Sebelum Korona, Pare-pare
10, Ahmadun Yosi Herfanda, Sebuah Kota Telah Meninggalkanku, Jakarta, sudah 
11, Alang Dilaut, Pancang-pancang Marwah, Kepri
12, Alvi Puspita, Apa yang Ditakut, Riau
13, Amrullah Reinz, Di Tana Air Para Penyair, Ternate
14, Anggi Lisdayanti, Aku Hanya Mengingatmu, Sukabumi
15, Arnita, Jarak Doa, Bandung
16, Asrizal Nur, Aku Kehilangan Orang-orang
17, Assa, Kenangan, Bogor
18, Ayat Khalili, Selamat Hari Puisi Sedunia, Madura
19, Ayoe SW, Kita Adalah Puisi, Kepri
20, Ayu Cipta, Disruption, Tangerang
21, Bambang Kariyawan Ys, Kita Tidak Pernah Tahu, Riau
22, Bambang Widiatmoko, Kota Mati
23, Barozi Alaika, Tsabit Qalbi, Kepri
24, Benny EW, Sebait Doa Cinta Untuk Nona, Jakarta
25, Bertold Sinaulan, Mestinya, Jakarta
26, Budhi Setyawan, Sajak Hari Ini, Bekasi
27, Cahyono Widarmanto, Pagebluk 
28, D. Kemalawati, Lockdown Covid 19 , Aceh
29, D. Zawawi Imron, Berbisik pada Dunia, Madura, sudah 
30, Dahri Dahlan, Segelas Sereal Di Hari Senin Pukul 20.17, Samarinda
31, Dantje S Moeis , La Corda, Riau
32, Deni Purnomo, Memulihkan Kesadaran
33, Deviyah, Puisi dalam Sukma, Bekasi
34, Dheni Kurnia, Ladang Kami Hari Ini, Riau
35, Dian Rusdiana, Kepada Puisi, Bekasi
36, Din Saja, Corona, Aceh
37, DM Ningsih , Berlayarlah, Pekanbaru
38, Eka Budianta, Malam Virgil Puisi Dunia, Jakarta
39, Eko Harianto al-Rengaty, Yang Tak Terdengar Lagi, Rengat
40, EM Yogiswara, Ranting Hidup, Jambi
41, Emi Suy, Hari Puisi , Jakarta
42, Eric Junior, Wabah, Riau
43, Ewith Bahar, Lagu Muram dari Bergamo, Jakarta
44, Fakhrunnas MA Jabar, Kutahu, Selarik Puisi Ini Tak 'Kan Mampu Menyudahi Coronamu, Riau
45, Fath, Alam Sedang Merekonstruksi Diri, Malang
46, Hamri Manoppo, Indahnya Ladang Sastra, Kotamobagu
47, Hang Kafrawi, Tak Cukup Hanya Air Mata (Corona, Oh…), Riau
48, Hasan Aspahani, Untuk Siapa Aku Menulis Puisi Pada Hari Hari Ini, sudah 
49, Heri Mulyadi, Korona Dua Babak, Lampung
50, Herman RN, Ombak Rindu, Aceh
51, Hermawan, Aksara Tuli, Riau
52, Heru Untung, Puisi Dunia Hari Ini, Riau
53, Humam S. Chudori, REQUIM, Tangerang
54, Husnizar Hood, Sejak Kata, Kepri
55, Ikha Jingga, Bunga Puisi, Batam
56, Ikha Wedhar, Reinkarnasi Sengkuni
57, Irvan Mulyadie, Vandal, Tasikmalaya, Jabar, 
58, Irwanto Daud, Rumah Puisi, Kepri
59, Isbedy Stiawan ZS, Dari Balik Gordin, Lampung
60, Jasman Bandul, Bunga Musim Ini, Riau
61, Jeff Chandra, Sepi Tak Berperi, Kepri
62, Jefry Al Malay, Seberapa Tikam di Dada Ini, 
63, Jimat Kalimasadha, Cinta Tak Pernah Enggan Menerangkan, Kudus
64, Jimmy S Johansyah, Sajak, Jakarta
65, Jon Blitar, Selamat Berjuang Militan, Blitar
66, Khairul Jasmi , Negeri Kami Sedang Memburuk Ya Amirul Mukminin, Padang
67, Khodam Setyawan, Gerimis Di Bumi Cimanggis
68, Kunni Masrohanti, Biarlah Menjadi Debu, Riau
69, Kurnia Effendi, Cooling Down, Jakarta, sudah 
70, Lifya, Kembalilah, Sumbar
71, Lukman Sambongi, Retorika Bumiku, Makassar
72, Magdalena Siregar, Di Rumah Yang Berjendela Rindu Ini, Pematang Siantar
73, Mahdi Ns, Duka, Amuntai
74, Marzuli Ridwan Al-bantany, Gadis Kecil Dan Harum Setangkai Bunga Di Tangannya
75, Meli Septriawati, Melangitkan Sastra, Batusangkar
76, Mezra E. Pellondou, Monolog Puisi, Kupang
77, Mimi Marvill, Suatu Hari Dalam Puisi, Temanggung
78, Mintarsih Mimin, Istana Luruh, Lampung
79, Misniwati Mizni, Persinggahan Terakhir, Sungaipenuh
80, Mohammad Mukarom, Kidung Jahat Rutin Hujan
81, Mohammad Saroni, Jangan Terhenti Langkah, Gembongan
82, Mohd De Putera, Senja Pulang ke Tubuh Mandeh
83, Mohd. Harun al Rasyid, Menanam Pohon Di Hati, Aceh
84, Monda Gianes, Di Hari Puisi Dunia, Riau
85, Muhammad Alfriezie, Belajar Memasuki Zona Cinta, Lampung
86, Muhammad Asqalani eNeSTe, Sebelum Lockdown
87, Muhammad Ibrahim Ilyas, Sunyi Giati
88, Muhammad Iqbal, Taubat Penyesalan, Aceh
89, Muhammad Iskandar, Mengunjungi Kecemasan
90, Muhammad Sabri , Menjelang Gelap, Bintan
91, Mukti Sutarman Espe, Jangan Juga Kau Kunci Hatimu, Kudus
92, Mulia Ahmad Elkazama, Lelaki Dan Jantung Kota Malam Hari, Pati
93, Murpasaulian, Musim Semi Corona
94, Musa Ismail, Nasihat Diri, Bengkalis
95, Musaffa Abbas, Amora, Kepri
96, Musthamir Thalib, Apes Bukan Epos: Cik Puan Maharatu, Riau
97, Nambo Mudo (Abdul Malik), Hakikat Puisi, Medan
98, Nelli Gusmita, Jembatan Sastra
99, Nia Samsihono, Burung Itu Bernyanyi Lagi, sudah 
100, Ning, Menulislah, Batam
101, Nita, Tinta Putih, Riau
102, Nok Ir, Sirene Berujung Raung, Madura
103, Novik el Koto , Terlalu Mungkin 
104, Patwa, Menari Bersama Puisi, Kendari
105, Ponnoer, Kisah Di Sisa Gerimis Sore Ini, Sukabumi, Jabar
106, Pranita Dewi , Kegelisahan, Bali
107, Raden Rita Maimunah , Kehampaan, Padang
108, Rahem, Kaligrafi Sebuah Gambar, Madura
109, Ramli Marpaung, Padamu Rindu
110, Ratna Ayu Budhiarti, Sisa Tempias di Jendela Kapal, Garut, Jabar, sudah 
111, Raudah Jambak, Sebab Corona Masker Menjelma Puisi
112, RD Paschal, Kawan, Batam
113, Refdinal Muzan, Dear Poetry
114, Rida K Liamsi, Di Hari Puisi Dunia, Sebuah Catatan, Kepri, sudah 
115, Rini Intama, Kota dan Kita, Banten
116, Rissa Churria, Bertemu Covid 19, Banten
117, Rosy, Sabdaku, Blitar
118, Ruhan Wahyudi, Laut Kata Tempat Menadah Bahagia, Madura
119, S. Anwar Sabran, Iklas, Kepri
120, Sam Mukhtar Chaniago, Serangan Akhir Maret
121, Samsudin Adlawi, Jantung Dan Hati
122, Shonhaji Muhammad AlGowzhyne, Munajat, Sedati
123, Siti Salmah, Pesan untuk Emak, Pekanbaru, sudah 
124, Sns t, Khawatir
125, Sofyan RH Zaid, Rumah Diri, Jakarta
126, Srie Astuty Asdi, Bahasa Kalbu, Makassar
127, Sudiyanto, Memeluk Senja
128, Suhartini, Puisi Mantra, Enrekang
129, Suhendi RI, Syekh Siti Jenar, Jakarta
130, Sultan Muda, Harmoni Puisi, Kaltim
131, Sutardji Calzoum Bachri, Ada Hari Ada, sudah 
132, Syarifah Laila Hayati, Patahan Jiwa, Riau
133, Syarifuddin Arifin, Di Ruang Isolasi, Sumbar
134, Syarifudin Saleh Sei Gergaji, Merenungi Bencana, Riau
135, Syuman Saeha, Setelah Kelelawar Lewat
136, Taufik Ikram Jamil, Dipanggil Puisi, Pekanbaru
137, Teja Alhabd, Senandung Melabuh Doa, Kepri
138, Titiek St, Harap, Blitar
139, Umar Tadjuddin, Corona Getarkan Dunia, Bekasi
140, Uten Sutendy, Bersujudlah Aku, Banten
141, Viddy Ad-Daery, Retakan Rindu, Surabaya
142, Vonny Aronggear, Remah Janji Tak Berhikmat, Papua
143, Wan Syamsi, Wabah Bedebah, Kepri
144, Wano Tirto, Menulis Puisi pada Hari Puisi
145, Warih Wisatsana, Kawan, Bali
146, Wirja Taufan, Tak Akan Pernah Mati, Medan, sudah 
147, Yuanda Isha, Lima Puisi Ditulis, Namun Tak Dibacakan Oleh Siapapun, Kepri
148, Zainal Takdir, Jihad Puisi, Kepri
149, Zulfaisal Putra, Kata-kata, Banjarmasin
150, Zulkarnain Al Idrus, Bukan Virus Corona

Menurut Rida, buku ini nantinya akan diberi judul Berbisik pada Dunia.
MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462