MALAM
Malam menaruh kasihan pada mata yang tak bisa tidur,
Tangannya menunda-nunda sinar fajar di ufuk Timur.
Malam meredakan segala jeritan di mulut matahari,
Dan melenyapkan keangkuhan bukit-bukit tinggi.
Betapa mulia kau, malam, pengampun laku-hina makhluk fana
Dan segala aib yang diperbuat manusia.
Kau sebuah senyum di antara puncak-puncak gunung,
Mata air yang tak kering-kering bagi segala ampun.
Segala yang indah sebagai anugerah dari tanganmu yang indah:
Kesunyian yang menakutkan,
keagungan yang megah.
Penerjemah: Hartojo Andangdjaja