JARING
Rambutku rontok, aku tak punya roti,
penaku usang,
pamanku si pelaut mati.
Tapi aku tidak sendiri.
Kuhela jaring-jaring kegelisahanku
jala ikanku,
ke air padat untuk menangkap mimpi-mimpi cahaya
dan roti sehari-hari.
Kupikir, harus segera dibasahi,
jaringku yang malang.
Lalu kugantungkan dan kutambal,
dan melihatnya
mengembang, jaringku yang beku
adalah cakrawala yang terang-
jalinannya yang licin gemilang
cahaya bintang.
(1932)
Sumber: John Bátki, 2002: 92-93.
Penerjemah: Cecep Syamsul Hari