Jose Luis Peixoto
WAKTU
sekonyong waktu, tiba-tiba lenyap lewat lorong-lorong dan hari-hari,
bak gelombang badai merenggut bumi,
menunjukkan betapa aku pernah mencintaimu sebelum
mengenalmu.
adalah matamu, labirin air, tanah, api, udara,
yang kucintai kala kubayangkan yang kucintai. adalah milikmu
suaramu yang mengucap kata-kata kehidupan. adalah wajahmu.
adalah kulitmu. sebelum mengenalmu, kau berada di pepohonan
dan pegunungan dan gulungan awan yang kusaksikan di ufuk senja.
begitu jauh dariku, dalam diriku, kau adalah cahaya.
WAKTU
sekonyong waktu, tiba-tiba lenyap lewat lorong-lorong dan hari-hari,
bak gelombang badai merenggut bumi,
menunjukkan betapa aku pernah mencintaimu sebelum
mengenalmu.
adalah matamu, labirin air, tanah, api, udara,
yang kucintai kala kubayangkan yang kucintai. adalah milikmu
suaramu yang mengucap kata-kata kehidupan. adalah wajahmu.
adalah kulitmu. sebelum mengenalmu, kau berada di pepohonan
dan pegunungan dan gulungan awan yang kusaksikan di ufuk senja.
begitu jauh dariku, dalam diriku, kau adalah cahaya.
-Penerjemah: Maria Emilia Ermler dan Danny Susanto