BLANTERVIO103

Mutiara dari Toledo - Prosper Merimee

Mutiara dari Toledo - Prosper Merimee
10/02/2019
Mutiara dari Toledo
oleh Prosper Merimee
Mutiara dari Toledo - Prosper Merimee

SASTRADUNIA.COM | Siapakah yang dapat mengatakan, bahwa yang paling indah adalah bila matahari tersembul dari cakrawala arah timur pada waktu fajar menyingsing ataukah ketika matahari mulai menghunjam di ufuk barat saat terang berjabat dengan malam? Siapakah yang dapat mengatakan, pohon zaitun ataukah pohon almond yang lebih merangsang pandang? Siapakah yang dapat mengungkapkan, bangsawan Andalusia ataukah bangsawan Valencia yang menjadi kesatria paling gagah berani? Dan dapatkah anda menceritakan, siapakah sesungguhnya wanita tercantik yang paling memikat hati di dunia ini? Saya akan menceritakan kepada anda tentang wanita yang paling ayu itu. Dia adalah Aurora de Vargas, Mutiara dari Toledo. 

Swarthy Suani pada suatu hari mengambil tombak dan perisainya. Tombak itu dia pegang dengan tangan kanannya yang kokoh kuat, sedangkan perisainya menggelantung dengan tali di lehernya. la pergi sendiri ke kandang kudanya, memeriksa keempat puluh ekor kuda perangnya yang tangkas-tangkas. Kemudian ia berkata: 

"Berja adalah salah satu kudaku yang paling cepat larinya, dan paling dapat dipercaya di antara sekian puluh ekor kudaku yang lain. Di atas punggungnya akan kubawa lari Mutiara dari Toledo itu. Dia akan menjadi milikku. Atau sebaliknya, Cordova tidak akan melihatku lagi.” 

Maka Swarthy Suzani pun berangkatlah. la mengendarai kudanya menuju Toledo. Di tengah perjalanan, tidak jauh dari Zucatin, ia bertemu dengan seorang lelaki tua. Kata Swarthy Suzani kepada lelaki tua itu, setelah ia turun dari kudanya: 

"Wahai kakek berjanggut putih, tolong sampaikan surat ini kepada Don Gutiera de Saldana. Bila dia memang seorang kesatria, pasti dia akan datang menjumpai saya untuk perang tanding dengan tombak di air mancur Almami. Mutiara dari Toledo harus menjadi milik salah seorang di antara kami berdua." 

Lelaki tua tersebut pergi menyampaikan surat itu kepada Count Saldana. Waktu itu Count Saldana sedang duduk-duduk bermain catur dengan Mutiara dari Toledo. Surat tersebut segera saja dibacanya. Kemudian dengan mengepalkan tinjunya kuat-kuat dia menggebrak meja yang dihadapinya, sehingga semua buah catur di atas papan itu berjatuhan. Saldana bangkit mengambil tombaknya, lalu dengan gagahnya berjalan menuju ke arah kudanya. Karena gelisah maka Mutiara dari Toledo bangkit pula. Ia mengira, bahwa Don Gutiera de Saldana pasti akan pergi memenuhi tantangan untuk duel itu. 

Tuanku Guttiera de Saldana! Saya mohon anda jangan pergi. Marilah kita tetap di sini saja. Anda akan tetap saya temani bermain catur mengisi waktu-waktu sunyi ini!' 

"Tidak mungkin saya bermain catur lebih lama lagi. Maafkanlah! Saya akan pergi ke air mancur Almami untuk bertanding dengan Swarthy Suzani dengan senjata tombak ini."


Tetesan air mata Aurora de Vargas tidak dapat meluluhkan niat Count Saldana. Lelaki berwatak kesatria itu berangkat memenuhi tantangan bertanding itu, meninggalkan wanita paling ayu yang sangat dicintainya. Tetapi Mutiara dari Toledo tidak tinggal diam. Dengan segera ia mengenakan mantelnya dan dengan tangkas melompat ke atas punggung kuda bagalnya. Kuda yang dikendarainya melejit menderap menuju ke air mancur Almami. 

Sesampai di tempat tujuan, tampak oleh Aurora de Vargas hamparan rumput di sekitar air mancur itu kemerah-merahan, demikian juga air di sekitarnya. Tetapi bukanlah darah seorang Nasrani yang menodai hamparan rumput lembut yang subur kehijau-hijauan dan air bening di sekelilingnya itu. Wajah Swarthy Suzani yang muram itu tengadah ke langit sunyi. Tombak Don Guttiera de Saldana menghunjam di dadanya. Darah Swarthy Suzani terus mengalir ke luar tetes demi tetes. Berja, kudanya yang setia meneteskan air mata menunduk sedih, sebab tak mampu mengobati luka di dada tuannya. 

Mutiara dari Toledo turun dari kudanya. Dengan suara lirih bernada sedih, menyaksikan apa yang terjadi, berkatalah ia pada Swarthy Suzani: 

"Bersabarlah tuan, semoga anda masih tetap hidup dan dapat menikah dengan wanita Moor yang lebih cantik dari saya. Saya ingin menolong anda, karena saya mempunyai keterampilan mengobati luka yang disebabkan oleh tombak kesatriaku Count Saldana." 

"Oh…, Mutiara yang begitu putih! Oh…, Mutiara yang begitu cantik. Tolong, cabutlah ujung tombak yang merobek dada saya ini, Baja dingin ini menggigilkan tubuh dan membekukan darah saya.”

Tanpa menaruh syak wasangka, Mutiara dari Toledo merasa kasihan terhadap Swarthy Suzani yang kalah berduel dengan Count Saidana, kemudian menghampiri lelaki yang terkapar di atas: hamparan rumput lembut yang telah: tersiram darah itu. Tetapi dengan sangat lemah Swarthy Suzani berusaha mengumpulkan segenap sisa tenaganya yang terakhir dan dengan pedang tipisnya yang amat tajam menetak wajah Mutiara dari Toledo yang begitu cantik dari lembut itu.

-Penerjemah: Tatiek Saleh

MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462