Malaikat Pasir
Sungguh, di matamu laut adalah dua anak, memata-mataiku.
takut akan perangkap dan kata-kata keras.
Dua anak malam yang mengerikan, di depan dari langit.
yang masa kanaknya adalah pembajakan kapal dan dosa
matahari dan bulan.
Tidurlah. Pejamkan matamu.
Kusaksikan bahwa laut yang sesungguhnya adalah seorang
anak lelaki yang melompat telanjang,
menggodaku untuk menyantap bintang-bintang dan tidur
di lumut laut.
Ya, ya! Kini hidup bakal menjadi, dan sudah jadi,
pantai yang terlepas.
Namun kau, yang terjaga, menenggelamkanku dalam matamu.
-Penerjemah: Sapardi Djoko Damono