Taniguchni Ruson
Tujuh Haiku
I
Hujan musim semi! Tapi yah
perut katak-katak kecil
tak juga basah!
II
Tak kauberi puisi!
sebagai balas — ojelita muda
musim semi berakhir kini
III
Bunga-bunga di pohon pira
dan sijelita di bulan purnama
membaca surat di sana
IV
Bunga yang gugur laju
jadi kertas koyak tersia,
dan sebuah sapu bambu —
V
Betapa dingin kurasa, mengharu
Sisir mendiang biniku, dalam kamar
tersentuh tumitku
VI
Kapak yang kudengar berbunyi
dari dalam hutan, betapa jauhnya
dan burung pelatuk ini, dekat di sini
VII
Tukang-tukang tambang di atas rakitnya
kelepak-kelepak jerami di bahunya — lihat —
melambai di badai
baju-baju jelita bunga kersa!
Tujuh Haiku
Hujan musim semi! Tapi yah
perut katak-katak kecil
tak juga basah!
II
Tak kauberi puisi!
sebagai balas — ojelita muda
musim semi berakhir kini
III
Bunga-bunga di pohon pira
dan sijelita di bulan purnama
membaca surat di sana
IV
Bunga yang gugur laju
jadi kertas koyak tersia,
dan sebuah sapu bambu —
V
Betapa dingin kurasa, mengharu
Sisir mendiang biniku, dalam kamar
tersentuh tumitku
VI
Kapak yang kudengar berbunyi
dari dalam hutan, betapa jauhnya
dan burung pelatuk ini, dekat di sini
VII
Tukang-tukang tambang di atas rakitnya
kelepak-kelepak jerami di bahunya — lihat —
melambai di badai
baju-baju jelita bunga kersa!
-Penerjemah: Horison (XXV 7771 1990) dari Terasury of Asian Literature by John D. Yohannan dan Bamboo Broom by H.G. Henderson