BLANTERVIO103

Temu Wicara Radio Bersama Tokoh Pensiunan, Pencari Kayu - Kadhim Al-Hajjaj

Temu Wicara Radio Bersama Tokoh Pensiunan, Pencari Kayu - Kadhim Al-Hajjaj
9/18/2019
Kadhim Al-Hajjaj
TEMU WICARA RADIO BERSAMA TOKOH PENSIUNAN, PENCARI KAYU


Temu Wicara Radio Bersama Tokoh Pensiunan, Pencari Kayu - Kadhim Al-Hajjaj

(Perang telah berakhir sekarang. Tapi seorang pejuang Irak yang kukenal baik akan marah kepadaku jika ia tak kukenalkan kepada Anda)

Tuan-tuan...
Ini adalah pahlawan perang, lelaki berumur lima puluh tahun
Sejak beberapa tahun dia telah menukar senjatanya dengan sabit
Dan mulai bekerja:

- Selamat datang ... apa pekerjaan Anda?

. Aku bertani ...

- Bagus sekali ... apa yang Anda tanam?

. Aku bertani bukan untuk makan dan bukan untuk berpantas-pantas. Tapi aku bertani sebagai tebusan

- Apa maksud Anda?

- Aku lelaki yang ikut perang ... Aku teringat — saat aku maju atau mundur — aku telah menginjak-injak bunga dan untuk keperluan mengelabui, aku telah mematah-matahkan ranting, aku tak tahu berapa banyaknya, aku melihat pohon kurma ditebas aku tak menegur dan tak menitikkan air mata, aku petani — anakku — tapi perang telah memakaikan perangai serdadu pada petani dan membuat buas orang yang hilir-mudik menggilas semut! Dan penyair pun menjadi pemburu. Inilah perang!

- Apakah Anda memasuki perang karena ...

- Aku tidak masuk .. peranglah yang memasukiku...Ini tanahku ...di sana ada badai yang mungkin akan datang. Kalau aku mampumemindahkan tanahku menghindari arus badai, aku tak perlu membendung badai! Mengertikah kau anakku, apa yang kumaksud? Tak mungkin, anakku, memindahkan tanah. Karena itu atau kita membangun bendungan atau memegang pedang menghadapi badai!

- Menurut pendapat Anda, bisakah perang dicegah di permukaan bumi ini, antara timur dan barat?

. Aku tak kenal nama-nama para penyair Amerika dan para penyair Rusia. Tapi aku tahu kalu mereka memerintah kedua negara itu... kalau partai-partai di barat dan partai-partai di timur menyatakan dukungan mereka mencalonkan para penyair untuk menjadi penguasa. Mungkinkah penyair membakar kebun penyair? Atau memusnahkan meja tulisnya meski karena musuh? Ini sejarah mencatat: Pernahkah terjadi peperangan antara para penyair, membantai sebaris kecaman atau sebait sindiran? "

-Baiklah... bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cinta?

-Dulu di kita cinta lebih cepat dari pada hari-hari ini: Di rumahku sekarang ini ada wanita, saya menyalaminya ... dan kemudian kami pun kawin.

-Apakah perkawinan itu cukup? Apakah wanita itu cantik?

-Ketika dia tersenyum dan lilin kedua pipinya memuai kedua bibirnya pun jadi hati bagiku kalau tertawa ... niscaya terbelah dua!

- Alangkah manisnya ! Apakah Anda punya anak 'darinya ?

- Seorang anak laki-laki...

- Apa panggilnya?

-Maksudmu namanya ? Aku telah memotong beberapa kertas masing-masing kutulisi nama dan kubiarkan dia memilihnya. Ini lebih baik dari pada kita menentukan segala sesuatu untuk anak: agama, bentuk wajah, warisan penyakit... apakah sampai-sampai nama?

- Pernakah Anda menangis, dan kapan?

- Aku kadang-kadang menangis untuk senyuman yang mencair di antara kesedihan ... tapi kini aku tak menangis lagi. Pada masa lalu airmata kita lebih mahal dan lebih jujur. Karena itu kita mengusapnya dengan sapu tangan-saputangan sutera Masih tersimpan dalam almari-almari pakaian kita Namun ketika mereka menemukan saputangan kertas Kita pun lalu membuang airmata... bersama sapu tangannya

- Apakah Anda percaya bintang ? maksudku apakah bintang Anda?

- Ini untuk anekdot .. bintangku Taurus Dan aku tidak terlalu keras kepala Tapi — setiap pagi — aku menghadang direktur kesehatan Dan menyalaminya: bagaimana kesehatan Anda, dokter?

- Apakah Anda ingin mendengar sesuatu nyanyian atau apa?

-Aku sendiri punya nyanyian hanya belum ada musiknya, aku —sekali waktu — bersyair ..

- Apakah Anda hafal syair Anda itu?

-Marilah kita menanam bunga Dengan tangan-tangan kita di jalanan Kita bangun untuk bumi kecil ini Kejayaan... tanpa perang

- Terimakasih ... sampai ketemu ..

. Anakku!

- Ya?

. Aku belum menyebut namaku

- Jangan sebut namamu ..

Peralatan siaran kita ini .. sangat peka!

-Terjemahan: A Mustofa Bisri
MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462