Sebuah Sajak Kemarau
Mengatasi desis angin suram
para pendeta menembang semakin keras:
mulut India pun menganga.
Buaya menyelam ke lubuk-lubuk.
Pagi penuh bakaran tai-binatang
asap si bawah sang surya.
Istri setia
berbaring di tempat tidur
sepanjang siang:
masih bermimpi, tidak megap oleh
gemuruh onggokan kayu
dalam pembakaran mayat.
-Penerjemah: Sapardi Djoko Damono