Katak-Katak di Sekitar Genangan Air
Katak-katak melingkar di dekat genangan air
Dan menatap langit yang tinggi
Guru katak mengetuk-ngetuk tempurung
kepala mereka
dengan pengetahuan tentang angkasa luas
Ia bicara tentang langit
Titik-titik terang yang tampak menyala di sana
Dan manusia yang mengamatinya, para ‘astronom’ itu
seperti tikus tanah menggali pengetahuan
Ketika tikus-tikus tanah mulai memetakan bintang-bintang
Yang besar menjadi sangat kecil
yang berjarak dua puluh juta mil dari kita
Bagi mereka hanya berjarak satu kaki
Maka ketika tikus-tikus tanah itu mengetahui
(kalau kau percaya rancangan mereka)
Neptunus hanya tiga puluh kaki
Venus, tak sampai satu kaki
Kalau matahari itu kita potong-potong, lanjutnya
(katak-katak menatap terkesima)
Kita akan mendapati tiga ratus ribu bumi
dan masih tersisa sedikit
Matahari itu membantu kita memanfaatkan waktu
Ia mengitari lengkung langit
Memotong hari kerja ke dalam peralihan
Selamanya dalam setahun
Sedang arti komet sulit dijelaskan
Sebuah wujud yang aneh
Meski ini bukanlah alasan untuk
Sejumlah spekulasi yang kosong
Mereka bukanlah tanda kejahatan, semoga saja
Tak ada alasan untuk sangat ketakutan
sebagaimana dalam kisah Lubyenyetsky
:sang kesatria perkasa
sebuah komet muncul di langit,
dan saat berkas sinarnya terlihat
tukang-tukang sepatu di kedai minum
memulai keributan yang memalukan
Ia mengatakan bahwa bintang-bintang yang kita lihat
Teramat banyak, di atas kepala
Sebenarnya hanya matahari-matahari
Ada yang hijau, biru, dan merah
Dan jika kita gunakan spektroskop
Cahayanya akan dapat menjelaskan
Bahwa bintang-bintang di kejauhan itu
dan bumi kita
Punya komposisi yang sama
Ia berhenti bicara.
Katak-katak terlihat kewalahan.
Mata mereka yang lemah berputar
“Apa lagi tentang semesta ini
yang kalian ingin kuceritakan?”
“Satu hal lagi, tolong beri tahu kami, Guru”
Seekor katak bertanya, “Apakah benar,
makhluk hidup di sana sama seperti kita?
Apakah katak juga ada di sana?”
-Penerjemah: Nila Hapsari