Vicente Aleixandre
Tubuh dan Jiwa
Tetapi lebih sedih lagi, jauh lebih sedih.
Sedih bagai ranting yang melepaskan buahnya jatuh sia-sia.
Lebih sedih, jauh lebih sedih. Bagai kabut buah yang mati itu bernafas dari bumi.
Bagai tangan ini menggapai dari mayat tergeletak,
dan hanya ingin menyentuh lampu-lampu,
senyum duka, malam tanpa kata, ungu.
Di atas mayat itu malam terulur tanpa jiwa.
Jiwa yang lepas, jiwa yang di luar tubuh, menyentuh lembut sosok yang duka ditinggalkan
Jiwa kabut lembut, berayun-ayun
atas kekasihnya dulu, tubuh yang tanpa daya
dan lesu, semakin dingin sementara malam berlalu,
Tetap saja diam, sendiri, lembut kosong
Jiwa cinta yang tercenung, ragu-ragu
untuk membebaskan diri, akhirnya pergi juga, lembut dan dingin
(Terj. Sapardi Djoko Damono)