BLANTERVIO103

Jika Aku Melupakanmu - Truman Capote

Jika Aku Melupakanmu - Truman Capote
5/09/2021
SASTRADUNIA.COM |

Truman Capote

Jika Aku Melupakanmu

      Grace telah menantinya hampir satu jam di beranda. Ketika Grace bertemu dengannya di kota siang itu, ia bilang, ia akan sampai disini jam delapan malam. Tapi sekarang hampir jam delapan lewat sepuluh. Ia duduk di ayunan yang bergantung di beranda. Ia berusaha tidak memikirkan kedatangan lelaki itu atau berupaya tidak menatap jalan ke rumahnya. Ia tahu, jika ia terus memikirkan hal itu, lelaki itu tidak akan pernah datang.
    "Grace, apa kau masih di luar? Apa dia belum datang juga?"
       "Belum, Bu."
     "Baiknya kau jangan duduk terus di luar semalaman. Masuklah.
     Grace tidak ingin masuk ke dalam rumah. Ia tidak mau duduk di ruang tamu tua yang pengap itu dan menyaksikan Ayahnya membaca koran dan Ibunya sibuk dengan teka-teki silang. Dia hanya ingin tetap berada di luar rumah malam ini dimana ia bisa menghela, mencium dan menyentuh hembusan nafasnya seolah ia bisa merasakan tekstur kain satin biru dengan sangat jelas.
    "Akhirnya ia datang, Bu", Grace berbohong, dia terlihat di ujung jalan. Aku akan berlari dan menyambutnya.
   "Jangan lakukan itu, Grace Lee!" Perintah Ibunya dengan suara nyaring.
      "Iya, Ibu. Iya. Aku akan segera kembali setelah aku ucapkan selamat tinggal."
    Dia menuruni tangga beranda menuju jalanan sebelum ibunya berkata lagi. Dia baru saja membuat keputusan untuk terus berjalan ke kanan sampai ia bertemu lelaki itu, meskipun ia harus terus berjalan sampai ke rumahnya. Ini adalah malam yang besar untuknya. Bukan malam yang membahagiakan, tapi setidaknya ini adalah malam yang indah.
     Lelaki itu akan meninggalkan kota ini. Akan terasa sangat lucu setelah ia pergi nantinya. Grace tidak tahu apakah setelah itu semuanya akan sama lagi. Waktu dulu di sekolah, ketika Bu Saaron meminta anak-anak untuk menulis puisi, Grace menulis sebuah puisi tentang lelaki tersebut. Puisi itu sangat bagus sampai-sampai dimuat di koran kota. Dia memberi judul puisi itu Dalam Jiwa Malam. Dia melantunkan dua baris puisi tersebut sambil berjalan pelan bersama cahaya bulan yang membasahi jalanan.

Cintaku adalah sinar yang kuat
Yang menghalangi kegelapan malam

      Suatu ketika lelaki itu bertanya, apakah ia sungguh mencintainya. Grace bilang, Aku mencintaimu sekarang, tapi kita hanya anak-anak. Ini adalah cinta monyet. Tapi ia tahu ia telah berbohong mengatakan itu. Setidaknya ia telah berbohong pada dirinya sendiri. Saat ini, di waktu singkat itu, Grace tahu kalau ia mencintai lelaki itu dan hanya sebulan lalu ia cukup yakin bahwa semua ini sangat kekanak-kanakan dan konyol. Tapi ketika ia tahu kalau lelaki itu akan segera pergi, semua ini bukanlah hal yang konyol. Lelaki itu pernah bilang, setelah terciptanya puisi tersebut, apa yang ia katakan janganlah dianggap serius, toh ia baru berusia enam belas tahun. Kenapa, karena saat kita menginjak usia dua puluhan, jika ada seseorang menyebutkan nama kita, mungkin saja kita tidak dapat mengenali nama itu.
       Grace merasa tidak enak tentang hal itu. Ya, mungkin saja lelaki itu akan melupakannya. Dan sekarang ia akan pergi jauh dan mungkin Grace tidak akan bertemu dengannya lagi. Lelaki itu mungkin akan menjadi insinyur yang hebat seperti yang diinginkannya, dan sementara ia akan terus duduk di kota ini dan tidak ada satu orangpun yang mengenalinya.
     Mungkin ia tidak akan melupakanku, ujarnya pada diri sendiri.  Mungkin ia akan kembali untukku dan membawaku pergi jauh dari kota ini ke tempat besar seperti New Orleans atau Chicago atau bahkan New York. Hanya memikirkan hal itu saja membuatnya merasa bahagia.
       Aroma pohon pinus yang berdiri di kedua sisi jalan membuatnya mengingat akan kenangannya bersama lelaki itu ketika mereka piknik, menunggang kuda dan berdansa. Dia ingat saat lelaki itu memintanya pergi ke prom bersamanya. Itulah dimana ia pertama kali kenal lebih dekat dengannya. Lelaki itu sangat menawan dan Grace pun bangga dengan penampilannya sendiri. Tidak ada yang mengira bahwa si Grace Lee kecil yang memiliki mata hijau dan bintik-bintik di wajah bisa berjalan dengan lelaki seperti dia. Dia begitu bangga dan antusias sampai-sampai ia lupa bagaimana cara berdansa. Ia amat malu ketika ia salah bergerak dan karenanya lelaki itu menginjak kakinya dan merobek kaos kaki sutranya.
   Dan ketika Grace mulai meyakinkan dirinya bahwa inilah romansa yang sesungguhnya, Ibunya menasehati kalau mereka hanyalah anak-anak. Dan seperti anak-anak lainnya, mereka mana tahu apa itu kasih sayang yang sebenarnya, tidak seperti yang mereka bilang.
     Kemudian para gadis di kota itu, yang disulut oleh rasa cemburu, mulai melakukan “Kampanye Kami Tidak Suka Grace Lee." "Lihatlah si bodoh kecil itu, bisik mereka, begitu saja jatuh ke pelukannya. Kenapa ia tidak lebih baik dari pada... dari pada... seorang pelacur. Saya berani bertaruh apa saja yang telah mereka lakukan, tapi saya kira saya akan mendapatkan berita yang terlalu mengejutkan bagi telinga saya."
       Grace mempercepat langkahnya. Ia jadi marah ketika ia mengingat hal itu, orang-orang sombong itu. Dia tidak akan melupakan pertengkarannya dengan Louise Beavers ketika ia mendapati perempuan itu membacakan dengan keras surat yang ia tulis dan mengundang tawa para siswi di ruang ganti. Louise telah mencuri surat tersebut dari salah satu buku Grace dan ia membacakannya di ruang itu dengan cara mencemooh dan dibuat lucu. Dan bagi Grace itu sama sekali tidak lucu.
    Yah... itu cuma omong kosong yang sepele, pikirnya.
      Bulan bersinar terang di langit. Semburat awan pucat memeluk permukaannya seperti syal renda. Grace memandanginya. Ia akan segera sampai di rumah lelaki itu. Hanya sedikit lagi menanjak bukit ini, menurun, lalu sampai. Rumahnya adalah rumah kecil yang asri dan kokoh. Sebuah tempat yang sempurna baginya untuk tumbuh, pikirnya.
    Kadang Grace berpikir terlalu banyak sentimen. Ini hanyalah cinta monyet. Tapi saat ini yakin, bukanlah seperti itu. Lelaki itu akan segera pergi. Ia akan pergi dan tinggal bersama Bibinya di New Orleans. Bibinya adalah seorang seniman. Grace tidak terlalu menyukai itu. Ia banyak mendengar kalau seniman adalah orang yang aneh.
      Lelaki itu tidak pernah bilang padanya bahwa ia akan pergi. Baru kemarin ia menagatakan itu. Dia sebetulnya pasti merasa takut juga, pikir Grace, dan sekarang aku sepertinya orang yang satu-satunya takut. Oh, betapa bahagianya orang-orang di luar sana bahwa lelaki itu akan segera pergi dan ia tidak dapat memilikinya lagi. Ia akan melihat wajah penuh tawa mereka.
   Ia menyingkap rambut pirangnya dari matanya. Semburat angin dingin bertiup melalui pepohonan. Ia hampir mendekati puncak bukit. Dan tiba-tiba ia tahu bahwa lelaki itu akan segera muncul dari arah berlawanan dan mereka pun bertemu di puncak bukit. Ia yakin itu bukan cuma khayalannya. Ia tidak ingin menangis, ia ingin tersenyum. Ia merasakan keberadaan foto di sakunya yang diminta lelaki itu untuk dibawa. Sebuah foto murah yang diambil di sebuah karnaval oleh seorang tukang foto ketika Grace sedang berjalan. Bahkan foto tersebut tidak nampak seperti dirinya.
      Ia hampir sampai disana namun rasanya ia tidak ingin pergi lebih jauh lagi. Selama ia tidak mengucapkan perpisahan lelaki itu masihlah miliknya. Ia kemudian duduk di rerumputan lembut di pinggir jalan, menanti lelaki itu.
     "Apa yang aku harapkan", ujarnya sambil menatap langit dengan cahaya bulan, "adalah ia tidak melupakanku. Aku kira aku punya hak untuk berharap seperti itu."


Judul asli cerpen ini adalah If I Forget You yang dimuat dalam antologi cerpen berjudul The Early Stories of Truman Capote. Buku ini memuat cerpen-cerpen Truman Capote yang ia tulis ketika remaja dan belum pernah dipublikasikan. Hingga akhirnya ditemukan di New York Public Library Archives tahun 2013 dan diterbitkan tahun 2015 oleh Random House.

Truman Capote adalah seorang penulis Amerika yang karya-karyanya dipuji oleh banyak kritikus, seperti Breakfast At Tiffanys (1958) dan In Cold Blood (1966). Tulisan-tulisannya telah diadaptasi ke dalam 20 film dan drama televisi. Ia adalah sahabat baik Harper Lee (penulis novel To Kill A Mockingbird).

Penerjemah: Ali Satri Efendi
MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462