Judith Wright
AUSTRALIA1970
Mampus kau, negri liar, bagai burung elang,
tetap berbahaya sampai tarikan nafas terakhir,
mencakar-cakar dan menyerang. Mampuslah
sambil mengutuk penangkapmu dengan tatapan murka.
tetap berbahaya sampai tarikan nafas terakhir,
mencakar-cakar dan menyerang. Mampuslah
sambil mengutuk penangkapmu dengan tatapan murka.
Mampuslah bagai ular
yang mendesiskan kebencian murni dari lukanya
menjejali mimpi si pembunuh
dengan ketakutan bagai pedihnya luka bunuh diri.
yang mendesiskan kebencian murni dari lukanya
menjejali mimpi si pembunuh
dengan ketakutan bagai pedihnya luka bunuh diri.
Menderitalah, negri liar, bagai kayu besi
berebahan oleh buldoser.
Kusaksikan tanah hidupmu surut pohonan
menuju ke kemiskinan.
berebahan oleh buldoser.
Kusaksikan tanah hidupmu surut pohonan
menuju ke kemiskinan.
Mampuslah bagai semut-prajurit
tak peduli dan setia kepada jutaan tahunmu.
Meski telah kami rusak kau dengan benak kami,
tetaplah keras kepala; tetaplah buta.
tak peduli dan setia kepada jutaan tahunmu.
Meski telah kami rusak kau dengan benak kami,
tetaplah keras kepala; tetaplah buta.
Sebab kami penakluk dan meracun diri sendiri
lebih dari kalajengking atau ular
dan sekarat lantaran racun yang kami buat sendiri
meski sementara itu kau pun mati lantaran kami.
lebih dari kalajengking atau ular
dan sekarat lantaran racun yang kami buat sendiri
meski sementara itu kau pun mati lantaran kami.
Kusanjung kering yang menggores, debu yang beterbangan,
sungai yang tanpa air, hewan yang mengamuk,
bahwa mereka tetap melawan kami;
bahwa kami dihancurkan oleh segala yang kami bunuh.
sungai yang tanpa air, hewan yang mengamuk,
bahwa mereka tetap melawan kami;
bahwa kami dihancurkan oleh segala yang kami bunuh.
Penerjemah: Sapardi Djoko Damono