BLANTERVIO103

Boris Pasternak (1890 - 1960)

Boris Pasternak (1890 - 1960)
6/06/2020
Boris Pasternak (1890 - 1960)



SASTRADUNIA.COM | Boris Leonidovich Pasternak lahir di Moscow, 10 Februari 1890, meninggal  di Peredelkino, Uni Soviet, 30 Mei 1960  pada umur 70 tahun)  ialah seorang  sastrawan Rusia yang pernah mengembalikan hadiah Nobel. Dia terkenal di dunia Barat karena novel epiknya Dr. Zhivago, sebuah tragedi yang peristiwanya di masa terakhir Kekaisaran Rusia dan hari-hari awal Uni Soviet yang diterbitkan pertama kali di Italia (terjemahan) pada 1957. Namun sebagai penulislah ia banyak diperingati di Rusia. Saudariku, Hidup, ialah kumpulan puisi paling berpengaruh yang ditulisnya pada 1917 dan diterbitkan dalam bahasa Rusia pada abad ke-20.

Boris Pasternak lahir di Moskow dari sebuah keluarga Yahudi berbudaya. Ayahnya Leonid adalah seorang profesor di Sekolah Melukis Moskow dan ilustrator karya-karya  Leo Tolstoy. Ibunya Rosa Kaufman, adalah  pianis konser terkenal. Orang tuanya  banyak menerima kunjungan dari para penulis, seniman, dan  intelektual  Moskwa terkemuka, termasuk  komponis  Sergei Rachmaninoff  dan Alexander Scriabin, penyair dan  dramawan  Alexander Blok, penulis  Andrei Bely, dan penyair Rainer Maria Rilke, yang tulisan-tulisannya akan banyak memengaruhi Pasternak.

Cinta pertama Pasternak ialah  botani dan kedua ialah musik. Pasternak memasuki  Konservatorium   Moskow, namun keluar pada 1910 karena ia kurang percaya diri dalam kecakapan teknisnya. Ia memasuki Fakultas Hukum di Universitas Moskow dan kemudian belajar  filsafat  di  Universitas Marburg,  Jerman. Akhirnya ia mendapatkan karier akademik, kembali ke Kekaisaran Rusia pada 1913 untuk meneruskan puisinya. Ia tidak berhasil dalam 10 tahun berikutnya.

Debut puisi Pasternak adalah Kembar dalam Awan (1913), diterbitkan oleh Lirika, sebuah perusahaan penerbitan kooperatif yang dibentuknya bersama 7 penyair. Saat Lirikia bubar, Pasternak bergabung dengan kelompok futuris Tsentrifuga, yang membuang tradisi demi inovasi dalam gaya dan persoalan dengan para penyair seperti Sergei Bobrovdan Vladimir Mayakovsky. Meski dipengaruhi unsur-unsur kota, simbolis, dan futuris, puisi-puisi awal Pasternak berbeda karena aliterasi, rima, irama, dan penggunaan  metafora.

Ia menulis dua buku  pada  1917,  Saudariku, Hidup serta Tema dan Variasi.  Revolusi Bolshevik  dan  PD I menunda kemunculannya selama 5 tahun, di mana ia menerjemahkan drama-drama Heinrich von Kleist dan Ben Johnson serta syair-syair karya para ekspresionis Jerman. Saat diterbitkan pada   1922,  Saudariku, Hidup, memperoleh tempatnya di antara penulis utama masa itu. Bahasa tamsil dan idiomatiknya yang subur bertolak belakang dengan bentuk quatrinnya yang disiplin. Pada tahun yang sama Pasternak menikahi mahasiswi Lembaga Seni Evgeniya Lurye dan membawanya ke Berlin untuk tinggal dengan keluarganya, yang akan tetap menampung mereka. Inilah terakhir kali Pasternak melihatnya, karena izin berkunjungnya  yang berulang-ulang ditolak. Pada 1923, pasangan ini dikaruniai anak lelaki bernama Evgenii. Akhirnya Pasternak menerbitkan Tema dan Variasi pada tahun yang sama.

Meski awalnya Pasternak menyambut baik Revolusi Bolshevik, kebrutalan pemerintahan baru itu membuatnya takut, sebuah pembalikan yang dinyatakan dalam kumpulan puisinya, Jalan Udara (1924), yang menunjukkan sikap tak acuhnya pada politik sebagai  manusia  utama dan perhatian seniman.  Pemerintahan Uni Soviet yang baru itu di bawah Vladimir Lenin menyatakan bahwa seni harus memotivasi perubahan politik sedangkan Pasternak berpendapat bahwa seni berfokus pada kebenaran abadi daripada perhatian historis atau sosial. Atas sikapnya, ia menjadi pahlawan yang diam di antara para intelektual Uni Soviet. Tinggal di rumah susun yang hiruk pikuk di Moskva, ia terus menulis puisi pendek. Selama 1920-an puisinya berubah dari lirik ke bentuk naratif dan epik, menyebutkan  Revolusi Rusia 1905 di Penyakit Agung  (1924),  Letnan Schmidt  (1927) , dan Tahun 1905 (1927).

Gebrakan pertama Pasternak ke dalam prosa,  Spektorsky  (1931), adalah pandangan seorang penyair muda, yang menerima pasifitas dan fatalisme historis penulisnya sendiri dalam menghadapi Revolusi. Saat banyak penulis dan seniman patah semangat dan tergoda untuk bunuh diri, Pasternak percaya bahwa para penyair harus terus berkarya saat seni dan spiritualisme tak lama bertahan. Ia menunjukkan teori ini melalui metafora "Kelahiran Kedua", judul kumpulan puisinya tahun1932. Pasternak telah dikritik karena keberpusatan pada diri sendiri, sebuah sentimen yang diwujudkan dalam perkataan populer, "Segalanya berubah di bawah zodiak kita, hanya Pasternak yang tetap Pasternak."

Syair  cinta Kelahiran Kedua  juga menunjukkan perubahan dalam kehidupan pribadi Pasternak: ia jatuh cinta kepada Zinaida Neigauz, istri komponis Jerman Genrikh Neigauz. Akhirnya ia meninggalkan Evgeniya dan menikahi Zinaida. Sementara puisi-puisi itu mengekspresikan optimisme yang baru ditemukan dan rekonsiliasi unsur lirik dan sosial, kelahiran kembali kesenimanannya  berumur pendek. 

Kelahiran Kedua  dan  otobiografinya, Tindakan Penyelamatan (1931) ialah karya asli terakhir Pasternak sebelum negara melarangnya untuk menerbitkan, menganggap karya-karyanya tidak sesuai dengan tujuan komunisme. Pasternak terpaksa menjadi penerjemah sebagai profesi yang lebih aman, bergelut dengan karya-karya klasik Johann Wolfgang von Goethe, Rilke, William Shakespeare, dan Paul Verlaine. Ia akhirnya membeli sebuah rumah di sebuah desa tepat di luar Moskow pada 1936 , yang akan menjadi rumah utamanya di sisa hidupnya. Di akhir 1940-an, ia juga menerjemahkan tragedi utama Shakespeare, dan ini tetap menjadi versi standar yang digunakan di Rusia.

Selama PD II, saat pasukan Hitler  berbaris ke Uni Soviet, Pasternak menerbitkan dua kumpulan puisi baru, Pada Awalnya (1942) dan  Bumi yang Luas (1945). Pada 1945, puteranya dengan Zinaida, Adrian, meninggal. Pada tahun berikutnya Pasternak jatuh cinta dengan Olga Ivinskaya, yang sejak itu menjadi isteri de facto-nya, meski ia tetap tinggal seatap dengan Zinaida. Olga mengilhami puisi-puisi cintanya kelak dan menjadi prototipe Lara di Dr. Zhivago.

Selama perang, surat-surat yang diterimanya dari garis depan mengingatkannya pada pencapaian yang telah dicapai  suaranya. Ia tidak ingin kehilangan kontak ini dengan massa, maka Pasternak mulai mengerjakan novel yang memuja kebebasan, kemerdekaan, dan kembalinya ke agama Kristen yang akan menjadi Dr. Zhivago. Mendasarkan ceritanya pada pengalamannya sendiri, Pasternak menggunakan Yuri Zhivago sebagai corong kepercayaan filsafat dan artistiknya. 
Himpitan  ideologi  pemerintahan pascaperang memaksa Pasternak mengerjakan karyanya diam-diam. Ditolak di Uni Soviet, Dr. Zhivago diselundupkan ke dunia Barat pada1957 dan pertama kali diterbitkan dalam bahasa Italia dan kemudian dalam bahasa Inggris pada 1958. Novel epik tentang kehidupan dan cinta seorang dokter dan penyair Yuri Zhivago selama pergolakan politik di Rusia pada abad ke-20 dinyatakan sebagai gabungan gaya lirik, deskriptif, dan dramatik epik yang berhasil. Buku itu, yang berakhir dengan sebuah siklus puisi Zhivago, diterjemahkan ke dalam 18 bahasa.

Pada  Oktober  1958, Pasternak dianugerahi  Hadiah Nobel dalam Sastra, "untuk pencapaian pentingnya dalam puisi lirik kontemporer dan di bidang tradisi epik Rusia." Pemerintah Uni Soviet, yang tak senang dengan penggambaran kehidupan yang keras di bawah komunisme, memaksanya menolak Penghargaan Nobel Sastra dan mengeluarkannya dari Persatuan Penulis Uni Soviet. Meski tak dikirim ke pembuangan atau penahanan, semua terbitan terjemahannya tertunda dan ia jatuh miskin.

Ia menulis buku lengkap terakhirnya Saat Udara Cerah, pada 1959. Di musim panas itu, ia memulai Kecantikan yang Buta, sebuah drama tentang seorang seniman yang diperbudak selama masa perbudakan di Rusia, namun jatuh sakit akibat kanker paru-paru  sebelum ia menyelesaikannya. Pasternak meninggal di rumahnya di Peredelkino, pada malam 30 Mei 1960. Ribuan orang berdatangan dari Moskow untuk menghadiri pemakannya. Bagi orang Rusia, ia tetap menjadi lambang perlawanan terhadap teror dan penindasan.

Pada 1988, Persatuan Penulis Soviet mendudukkan Pasternak kembali secara anumerta, membuat penerbitan Dr. Zhivago di Uni Soviet menjadi mungkin. Putera Pasternak, Evgenii, menerima medali Penghargaan Nobel atas peringatan   ayahnya di Stockholm  pada  1989. 


-Penulis: Nila Hapsari

MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462