BLANTERVIO103

Balada Si Tua Nuh - R.F. Brissenden

Balada Si Tua Nuh - R.F. Brissenden
1/25/2020
R.F. Brissenden
Balada Si Tua Nuh


"Dan Nuh pun mulai menjadi petani,
diusahakannya kebun anggur ......”

Semoga sehat dan sejahtera Bapa Nuh tua
Yang membuat kapal kayu
Menggiring istri, anak, burung dan binatang lainnya
Ke kapal, agar selamat dari banjir itu

Tetapi ada lain alasan
Kenapa kita mengangkat gelas kini —
Kisahku ini, anak-anakku, dengarkan
Sambil menghabiskan isi botol ini.

Setelah jemu berlayar berbulan-bulan
Di bawah langit tersedu
Nuh pun berkata, "Air di sekeliling ini, Tuhan,
Membuatku merasa haus selalu.

Tapi tak berarti kasihmu sia-sia terbuang,
Gembira sekali bahwa kami tak karam —
Dan kepada binatang aku jadi menaruh sayang
— Tapi, Tuhan, aku butuh minuman –

Tapi yang kumaksud bukanlah air, sobat!
Apabila kudaratkan kapalku nanti:
Dapatkah kau berikan sesuatu yang lebih hebat
Agar bisa reda kerongkonganku yang haus itu?

Dan Tuhan bersabda, "Nuh, sayangku,
Aku bosan pada air pula,
Nah, daratkan di Ararat kapalmu itu
Nanti kubilang kita mau melakukan apa.

Kita akan bertanam anggur
Dan biarkan matahari bersinar seharian:
Kalau kebun kita nanti subur
Kita peras buahnya menjadi minuman.

Demikianlah, ketika banjir sudah surut dan tenang
Dan di langit melengkung bianglala,
Dan semua makhluk Tuhan, sepasang demi sepasang
Mulai melahirkan keturunannya,

Nuh pun menanam, anggurnya pertama
Di atas panennya, dan memerasnya —
Dan memetik panennya, dan memerasnya —
Lalu duduk minum sepuas hati.

Ia cicip sedikit, lalu tertawa keras sekali:
Teriaknya: "Terima kasih, Tuhan!”
I2 mint, ia menyanyi, dan minum lagi,
Kemudian tergeletak mendengkur tak keruan.

Nuh pun tidur telentang akhirnya
Kakinya yang lebat berbulu mengangkang,
Seikat buah anggur dan serumpun akarnya
Masih tegak, bangga dan riang,

Begitulah keadaannya ketika ketiga anaknya
Menemukan sang ayah terbaring telanjang:
Mereka pun menyelimuti tubuh si tua
Penuh cinta dan kasih sayang.

Semua itu tertera dalam Kitab Injil —
Kitab Kejadian, Bab Kesembilan:
Banjir, si tua yang mabok dan bugil
Air dan anggur minuman.

Nah, angkat gelasmu bagi Nuh, anak-anak :
— Dan berteriaklah sepuas-puasnya:
Pujilah Tuhan dan kelilingkan arak:
Dan biarkan tertuang semuanya. - :

-Penerjemah: Sapardi Djoko Damono


MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462