BLANTERVIO103

Pengemis - Lu Hsun

Pengemis - Lu Hsun
11/17/2019
Pengemis 
oleh Lu Hsun
Pengemis - Lu Hsun

SASTRADUNIA.COM | Aku berjalan sepanjang tepi tembok tinggi yang telah runtuh, tertatih-tatih di atas debu yang lembut. Tampak beberapa orang sedang berjalan. Angin bertiup, dan di atas tembok dahan-dahan sebuah pohon besar, yang daunnya belum kering, bergerak-gerak di atas kepalaku. 

Angin bertiup, dan debu bertebaran di mana-mana. 

Seorang anak kecil mengemis kepadaku. Anak kecil itu mengenakan pakaian bergaris-garis dan tidak tampak sedih, namun dia menghalang jalanku sambil berjongkok meminta-minta, dia pun terus mengikutiku. 

Aku benci mendengar suaranya, tingkah lakunya. Aku benci pada wajahnya yang tak menunjukkan kesedihan, seperti sandiwara saja. Aku berkeberatan dengan caranya mengikutiku, dengan merengek meminta-minta. 

Aku jalan terus. Tampak beberapa orang sedang berjalan. Angin bertiup, dan debu bertebaran di mana-mana. 

Seorang anak kecil mengemis kepadaku. Anak itu mengenakan pakaian bergaris-garis dan tidak tampak sedih, tetapi dia bisu. Dia tuturkan tangannya. 

Aku benci dengan tontonan bisunya itu. Mungkin saja sebenarnya dia tidak bisu, mungkin ini adalah cara dia mengemis.

Aku tak memberinya sedekah. Aku tak punya maksud untuk memberinya sedekah. Aku tetap mengatasi pemberi-pemberi sedekah. Untuknya, aku hanya mempunyai kejijikan, kecurigaan, dan kebencian. 

Aku berjalan sepanjang reruntuhan tembok bata yang hancur ditumpuk di suatu celah-celah, dan selebihnya di tembok itu tidak ada apa-apa. Angin bertiup, mengirimkan udara dingin musim gugur menyentuh jubahku, dan debu bertebaran di mana-mana. 

Aku bertanya-tanya dalam diriku dengan cara bagaimana aku dapat mengemis? Dengan suara bagaimana aku harus bicara? Bagaimana caranya aku berpura-pura bisu? 

Tampak beberapa orang sedang berjalan. 

Aku tidak akan menerima sedekah, bahkan niat untuk sedekah pun tidak. Aku hanya akan menerima kejijikan, kecurigaan, dan kebencian dari pemberi sedekah. 

Aku akan mengemis dalam kesunyian dan ketidakpastian.

Akhirnya aku akan menerima kehampaan. 

Angin bertiup, dan debu bertebaran di mana-mana. Tampak beberapa orang sedang berjalan. Debu, debu..... Debu.... 

Penerjemah: Rasti S
MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462