Cara Mengungkapkan Pendapat
oleh Lu Hsun
SASTRADUNIA.COM | Aku bermimpi berada dalam sebuah kelas sekolah dasar, sedang membuat karangan. Aku bertanya kepada guru cara mengungkapkan pendapat.
“Itu sulit!” Sambil memandangku dari balik kaca matanya, ia berkata, "Aku punya cerita, begini —
Jika ada bayi lahir, seluruh keluarga tentu merasa bahagia. Ketika bayi itu sudah berumur satu tahun, keluarganya membawanya ke luar untuk diperlihatkan kepada para tamu, dengan harapan mendapatkan pujian.
Seorang tamu berkata, ' Anak ini akan jadi kaya kelak! Mendengar pujian itu seluruh keluarga tentu saja senang dan mengucapkan terima kasih.
Seorang tamu lagi berkata, 'Anak ini akan menjadi orang penting! Sekali lagi seluruh keluarga senang dan membalasnya dengan terima kasih pula.
Namun, ada seorang tamu lain berkata, 'Anak ini akan mati kelak! Tentu saja keluarganya sangat marah, dan memukuli si tamu.
“Jika dikatakan anak itu akan mati kelak, hal itu tentu benar tetapi belum tentu benar jika dikatakan bahwa anak itu akan menjadi kaya atau orang penting, itu kebohongan. Namun ternyata kebohongan itu yang dicari, sedangkan kebenaran malah mendapat hukuman. Jadi...”
"Saya tidak mau berbohong, tetapi juga tidak mau dipukuli, Pak Guru. Lalu saya harus berkata bagaimana?” "Gampang saja, katakan, "Wah ini anak sungguh lucu, dia itu hahaha, hehehe, hohoho..!”
oleh Lu Hsun
SASTRADUNIA.COM | Aku bermimpi berada dalam sebuah kelas sekolah dasar, sedang membuat karangan. Aku bertanya kepada guru cara mengungkapkan pendapat.
“Itu sulit!” Sambil memandangku dari balik kaca matanya, ia berkata, "Aku punya cerita, begini —
Jika ada bayi lahir, seluruh keluarga tentu merasa bahagia. Ketika bayi itu sudah berumur satu tahun, keluarganya membawanya ke luar untuk diperlihatkan kepada para tamu, dengan harapan mendapatkan pujian.
Seorang tamu berkata, ' Anak ini akan jadi kaya kelak! Mendengar pujian itu seluruh keluarga tentu saja senang dan mengucapkan terima kasih.
Seorang tamu lagi berkata, 'Anak ini akan menjadi orang penting! Sekali lagi seluruh keluarga senang dan membalasnya dengan terima kasih pula.
Namun, ada seorang tamu lain berkata, 'Anak ini akan mati kelak! Tentu saja keluarganya sangat marah, dan memukuli si tamu.
“Jika dikatakan anak itu akan mati kelak, hal itu tentu benar tetapi belum tentu benar jika dikatakan bahwa anak itu akan menjadi kaya atau orang penting, itu kebohongan. Namun ternyata kebohongan itu yang dicari, sedangkan kebenaran malah mendapat hukuman. Jadi...”
"Saya tidak mau berbohong, tetapi juga tidak mau dipukuli, Pak Guru. Lalu saya harus berkata bagaimana?” "Gampang saja, katakan, "Wah ini anak sungguh lucu, dia itu hahaha, hehehe, hohoho..!”
Penerjemah: Rasti S
