SEPEKAN ENYAH
Sepekan enyah
Namun hari kemarin segera
mengekal:
hari-hari yang takkan kembali
berubah jadi ratusan asap
ribuan hari-hari silam.
Waktu ke waktu kudengar asap ini
bertukar jadi api dan menangis.
Panas
neraka menetes pelan
mengaliri kedua pahaku,
yang di tempat jauh
berdengung-dengung
kerumunan arwah nenek moyang
dan turun jadi pelangi
Kemarin kurubuhkan
masa lampau dan semua kenangan
kutendang ke lembah
lalu tidur dengan pohon baru dalam pelukan
Pohon itu
tanpa kenangan tanpa nama
seperti masa muda.
-Penerjemah: Abdul Hadi W.M.