BLANTERVIO103

Sajak 22 - Tawfiq Sayegh

Sajak 22 - Tawfiq Sayegh
8/30/2020



Tawfiq Sayigh
Sajak 22

Sebelum selubung penghabisan terbuka,
Adalah pada cinta kita suatu cela
Tersembunyi, begitu pedihnya.

Aku buku bagimu, begitu pun kau bagiku.
Dan di rak ribuan buku;
Kau adik bagiku, dan aku abang bagimu,
Dan seluruh dunia sesama saudara.
Bila kau tiada dan bila aku pun tiada,
Cinta pun akan gemetar, namun tak sirna.
Kita tak tahu (tidakkah demikian?)
Bahwa pada cinta kita ada suatu cela,
Tersembunyi, begitu pedihnya.

Kita mengira cinta kita sempurna
(Adakah kita mengira atau pura-pura tak melihatnya?)
Melalai saja kita jadinya, menanggung rana,
Tak peduli akan sebuah paya di dekat kita
Di mana segala rana akan sirna
Dan cinta mencapai kesempurnaannya;
Begitulah, sampai tabir celaka itu tampak pada kita.
Tanpa kaki kita pun maju ke muka,
Pelan-pelan, melata,
Takutkah kita akan airnya?
Kita merasa gentar dengan air kebangkitan ini.
(Adakah kita penjelajah, atau pengunjung negeri sendiri?)
Kita mencebur ke dalam paya,
Kita berendam diri hingga lenyap dahaga kita

Ketika selubung penghabisan terbuka.

Penerjemah: Hartojo Andangdjaja



MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462