Luis Vaz de Camoes
PECINTA MENJELMA YANG DICINTAI
Pecinta menjelma yang dicintai,
Berkat bakat khayalinya;
Karena itu, cukuplah kurasakan saja keinginan,
Sebab dalam diriku sudah ada yang diinginkan.
Jika jiwaku menjelmanya,
Apa lagikah yang diharapkan ragaku?
Dalam dirinya raga dapat tetirah,
Karena dengannya lah jiwa menyatu.
Namun setengah mimpi nan indah dan murni ini,
Yang, seperti hukum kebetulan menimpanya,
Sedemikian hingga jiwaku selaras,
Ada dalam pikiran sebagai gagasan;
(Dan) dari cinta yang hidup dan murni ku tercipta,
Seperti materi sederhana yang mencari bentuk.
PECINTA MENJELMA YANG DICINTAI
Pecinta menjelma yang dicintai,
Berkat bakat khayalinya;
Karena itu, cukuplah kurasakan saja keinginan,
Sebab dalam diriku sudah ada yang diinginkan.
Jika jiwaku menjelmanya,
Apa lagikah yang diharapkan ragaku?
Dalam dirinya raga dapat tetirah,
Karena dengannya lah jiwa menyatu.
Namun setengah mimpi nan indah dan murni ini,
Yang, seperti hukum kebetulan menimpanya,
Sedemikian hingga jiwaku selaras,
Ada dalam pikiran sebagai gagasan;
(Dan) dari cinta yang hidup dan murni ku tercipta,
Seperti materi sederhana yang mencari bentuk.
-Penerjemah: Maria Emilia Ermler dan Danny Susanto