BLANTERVIO103

Rabindranath Tagore (1861 - 1941)

Rabindranath Tagore (1861 - 1941)
9/25/2019
Rabindranath Tagore (1861 - 1941)


Rabindranath Tagore (1861 - 1941)

SASTRADUNIA.COM |Rabindranath Tagore atau Gurudev lahir 7 Mei 1861 di Kalkuta, dan wafat 7 Agustus 1941. Dia dikenal sebagai mistikus, penyair, dramawan, filsuf, seniman, musikus dan seorang Brahmo Samaj asal Bengali. Tagore berasal dari keluarga kaya yang sangat mencintai seni. Ayahnya, Debendranath Tagore, seorang ketua Brahmo Samaj sebagai sekte baru keagamaan baru di Bengal abad ke-19.

Sejak kecil ia telah terbiasa dengan sajak-sajak penyair India dan Persia terkemuka, antara lain Hafiz, penyair Sufi abad ke-14 yang pengaruhnya demikian membekas padanya. Seperti tradisi keluarganya pula Tagore taat beragama dan tak letih-letihnya menganjurkan pembaharuan sosial. Tahun 1877 dia menuntut ilmu hukum di Inggris, tapi belum selesai sudah kembali ke India untuk mengurus tanah perkebunan keluarga. Berkebun, baginya, tidak hanya dapat dekat dengan alam, tetapi juga merupakam misinya dalam kemanusiaan sebagai upaya reformasi sosial.

Selain itu, Tagore juga sempat mendirikan sekolah di Shantiniketan sebagai bentuk ekspresi dan eksprimentalnya dalam pendidikan. Perkebunan, pendidikan, dan kepenyairannya, telah membawa Tagore pada gerakan nasionalis India yang murni. Itulah sebabnya, dia menjadi begitu dekat dengan Mahatma Gandhi. Tagore juga dikenal sebagai pribadi yang hangat dan penuh prinsip. Tahun 1915, saat Inggris berkuasa di India, Tagore pernah diberi gelar kebangsawanan. Dia menerima gelar tersebut. Diterima untuk akhirnya dikembalikan sebagai bentuk protes kepada ‘tingkah laku’ Ingris di India.

Tagore bisa dibilang, penyair India paling produktif dalam berkarya. Di antara ratusan bukunya, Gitanjali yang paling terkenal. Sebuah buku yang membuatnya meraih Hadiah Nobel untuk kesusastraan pada tahun 1913. Kumpulan puisi religius Tagore ini telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di Indonesia, termasuk Indonesia oleh Amal Hamzah. Di Indonesia, Tagore telah dikenal sejak tahun 1920-an, dan menanamkam pengaruh besar pada penyair-penyair seperti Notosuroto, Sanusi Pane, Amir Hamzah, Aoh K. Hadimadja, dan lain-lain. 

Buku puisi Tagore lainnya yang fenomenal adalah Manasi (1890), Sonar Tari (1894), Gitimalya (1914), dan Balaka (1916). Hartojo Andangdjaja  juga pernah menerjemahkan buku puisi Tagore ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Tukang Kebun. Sementara itu, naskah dramanya diterjemahkan oleh Muhammad Yamin tahun 1927 yang berjudul Rumah Untuk Mani, Sanyasi dan Menanti Surat Dari Raja. Kemudian Cerpen-cerpennya beberapa telah diterjemahkan oleh Trisno Sumardjo, misalnya Lelaki dari Kabul, dan Mata

Bersama Kahlil Gibran dan Mohamad Igbal, Tagore merupakan penyair Asia Modern yang paling dikenal di Indonesia.

-Penulis: Sofyan RH. Zaid
MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462