Cornel West Menyatakan
Cornel West menyatakan, harapan itu berbeda dari optimisme Amerika. Setelah hasil awal pemilihan presiden masuk, saya berhenti menonton berita. Saya sebetulnya ingin terus menonton, memetakan, dan mendiskusikan perhitungan, penghitungan ulang, hitungan tangan, tetapi saya tidak bisa. Saya kehilangan harapan. Bagaimanapun, Bush datang untuk menang, dia masih akan menang sepuluh hari kemudian sementara kita masih berada dalam pergolakan optimisme kita sebagai Amerika. Segala hal yang tak kunjung ada kabar adalah gangguan dari Bush sendiri: sosok yang tidak dapat mengingat ada dua atau tiga orang dihukum karena menyeret seorang pria kulit hitam menuju kematian di negara bagian asalnya, Texas.
/
Kamu tidak ingat karena kamu tidak peduli. Terkadang suara ibuku membengkak dan mengisi dahiku. Seringkali saya menghindarinya. Namun dalam kasus Bush, saya menemukan diri saya berbicara ke layar televisi: Kamu tidak ingat karena kamu tidak peduli.
/
Lalu, seperti apapun yang disuarakan, suara ini memiliki kehidupan sendiri: Kamu tidak tahu karena kamu tidak peduli. Begitu, kan?
/
Saya juga melupakan banyak hal. Itu membuatku sedih. Itulah yang paling menyedihkan. Kesedihan sebenarnya bukan tentang George W. atau optimisme Amerika kita; kesedihan yang tinggal dalam pengakuan, suatu kehidupan tidak dapat berarti. Atau, sebab ada milyaran nyawa, kesedihanku masih berdiam dalam pengakuan, milyaran kehidupan tidak pernah berarti. Saya menulis ini tanpa menghancurkan hati saya, tanpa meledak menjadi apa pun. Mungkin inilah sumber kesedihan saya yang sebenarnya. Atau, mungkin, Emily Dickinson, cintaku, harapan tidak pernah seringan bulu. Saya tidak tahu, saya baru tahu ketika berita itu datang, saya pun mengganti saluran. Kecenderungan baru ini barangkali menunjukkan kelemahan pribadi yang semakin dalam: ketidakmampuan untuk mempertahankan harapan, yang diartikan menjadi tidak ada kepercayaan pada hukum tertinggi yang mengatur kita. Cornel West menyatakan inilah yang salah dengan orang kulit hitam hari ini - terlalu nihilistik. Terlalu takut dengan harapan untuk berharap, terlalu berpengalaman untuk mengalami, terlalu dekat dengan kematian adalah apa yang saya pikirkan.
___
-Penerjemah: Ali Satri Efendi
dari Claudia Rankine. 2004. Cornel West makes the point… dari buku Don’t Let Me Be Lonely. Graywolf Press. hal. 21-23.
