BLANTERVIO103

Anak Perempuan Gembala - William Saroyan

Anak Perempuan Gembala - William Saroyan
11/02/2019
Anak Perempuan Gembala
oleh William Saroyan
Anak Perempuan Gembala - William Saroyan

SASTRADUNIA.COM | Tiap orang harus. bisa bertukang, itu kata nenek saya, semoga Tuhan memberkatinya. Beberapa waktu yang lalu di meja makan, nenek berkata kepadaku Engkau mesti belajar menukang, membuat sesuatu yang berfaedah bagi manusia, sesuatu yang dibuat dari kayu, atau dari tanah liat, atau dari logam, atau dari cabikan kain. Tidak pantas bagi seorang pemuda tidak mengenal kerja tukang yang mulia itu. Apakah kau bisa bikin sesuatu? Bisakah kau membikin sebuah meja yang sederhana, atau sebuah piring atau sebuah cangkir kopi? Atau kau bisa membikin yang lainnya?

Dan nenek menatapku dengan sengit. Nenek tahu, katanya, kau kepingin jadi seorang penulis, dan kukira dugaanku ini benar. Kau telan banyak mengisap rokok, dan seluruh ruangan ini penuh asap tembakau. Tapi kau harus belajar membuat sesuatu yang jelas, sesuatu yang bisa dipergunakan, sesuatu yang tampak untuk bisa diraba.

Adalah seorang raja Persia, kata nenekku itu, dan ia mempunyai seorang Putra, dan putra raja ini jatuh cinta pada seorang gadis anak gembala. Anak raja ini menatap ayahnya dan berkata, Tuanku, hamba mencintai seorang gadis anak gembala, dan hamba ingin memperistrinya. Dan raja itu menjawab, Aku adalah raja dan kau anakku, dan kalau aku mati kau akan menggantikan aku sebagai seorang raja. Bagaimana bisa kamu mengawini anak perempuan seorang gembala? Dan anak raja itu menjawab, Tuanku, hamba tidak mengerti tetapi hamba mengerti bahwa hamba mencintai anak gembala itu dan hamba bermaksud hendak menjadikannya seorang permaisuri.

Raja itu mengetahui bahwa cinta anaknya berasal dari Dewa, dan ia berkata, Akan" kukirimkan utusan pada anak gadis itu. Dan ia memanggil seorang utusan dan berkata kepadanya, Pergilah ke rumah anak gembala itu dan katakan bahwa putraku mencintainya dan bermaksud menjadikannya istrinya. Dan utusan itu pergi ke gadis itu dan berkata, Putra raja mencintaimu dan bermaksud memperistrimu. Dan gadis itu menjawab, Apa pekerjaannya? Dan utusan itu menjawab, Ya, dia kan putra seorang raja, dia tidak bekerja. Dan gadis itu berkata, Dia harus belajar sesuatu. Dan utusan itu kemudian kembali pada raja dan menceritakan apa yang dikatakan oleh anak perempuan, gembala.

Kemudian raja berkata kepada putranya, Anak gembala itu menginginkan kau belajar bekerja. Apakah kau tetap menginginkannya sebagai istrimu? Dan anak raja menjawab, Ya, hamba akan belajar menenun. Dan anak raja itu kemudian diajari menenun, diajar membuat pola, warna dan hiasan tenunan. Dan setelah tiga hari selesailah sebuah tenunan yang indah.

Dan utusan itu pun kembali kepada anak perempuan gembala dan berkata, Tenunan ini bikinan putra raja.

Kemudian anak perempuan gembala itu pergi ke istana bersama dengan utusan raja itu dan menjadi istri anak raja.

Pada suatu hari kata nenekku, anak raja itu berjalan-jalan di sepanjang jalanan kota Bagdad. Kemudian ia sampai di sebuah kedai yang bersih dan sejuk dan ia memasukinya serta duduk menghadapi sebuah meja makan. Tempat itu, kata nenek selanjutnya, adalah tempat berkumpulnya para pembunuh dan pencuri. Mereka ini kemudian menangkap anak raja dan menyembunyikannya dalam sebuah ruangan bawah tanah yang luas. Di tempat itu banyak para pembesar negara disembunyikan. Para pembunuh itu membunuh tawanan-tawanan yang gemuk untuk memberi makan pada tawanan-tawanan yang kurus. Anak raja itu termasuk mereka. jang kurus dan mereka tidak — mengetahui bahwa dia seorang putra raja.

Dengan demikian hidupnya selamat. Anak raja Persia itu berkata kepada para pembunuh, Aku seorang tukang tenun dan tenunanku amat berharga. Kemudian mereka membawakan benang-benang tenunan kepadanya dan menyuruhnya menenun. Dalam waktu tiga hari ia berhasil menyelesaikan tiga lembar kain tenunan, lalu ia berkata, Bawalah tenunan-tenunan ini kepada Raja Persia. dan untuk setiap tenunan kau akan memperoleh seratus uang keping emas dari raja. Ketika raja melihat kain-kain tenunan itu ia mengenalnya sebagai karya anaknya. Kemudian dibawanya tenunan-tenunan itu kepada anak perempuan gembala seraya berkata, Tenunan ini dibawa ke istana dan ini bikinan anak saya yang hilang. Dan anak perempuan gembala itu mengamatinya secara teliti dan dalam rangkaian hiasannya tersembunyi pesan tertulis dalam bahasa Persia dari suaminya. Kemudian anak gembala itu menuturkan pesan itu kepada raja.

Dan raja, kata nenekku. mengirimkan sepasukan tentara ke tempat para pembunuh dan pencuri itu. membebaskan semua tawanan dan membinasakan semua pembunuh dan pencuri di situ. Kemudian anak raja kembali dengan selamat ke istana ayahnya dan menemui istrinya. ia berlutut dan mencium kaki anak perempuan gembala itu dan berkata, Cintaku, karena engkaulah aku masih hidup. Dan raja amat berkenan hatinya pada anak perempuan gembala itu.

Sekarang, kata nenekku, mengertikah engkau mengapa setiap orang harus belajar bertukang?

Aku mengerti, kataku, begitu aku mempunyai cukup uang akan kubeli sebuah gergaji dan sebuah martil serta seIembar papan dan akan kubikin sebuah kursi sederhana atau sebuah rak untuk buku-bukuku.

Penerjemah: Jakob Sumardjo
MARI BERBAGI:
Editor

TAMBAHKAN KOMENTAR

5700840368070671462